Rabu, 08 Desember 2010

Budidaya Ikan air Tawar Dengan Sistem Keramba Jaring Apung (KJA)

Budidaya sistem keramba jaring apung adalah sebuah model sistem budidaya yang efisien, efisien scara teknis maupun ekonomis.

pada luasan yang sempit kita dapat melipatgandakan hasil tanpa harus menambah biaya yang besar, tentu saja pola yang di gunakan adalah mengintensifkan pola budidaya nya, memang ahirnya akan berdampak pada biaya tinggi. tetapi kalo meguntungkan gak masalah kan ?

Pembuatan KJA

Secara sederhana satu unit (KJA) 4 kolam dan satu rumah jaga (dapat juga digunakan sekaligus sebagai gudang), denga ukuran tiap kolam (7×7) m2 atau dengan luas total (15,8 X 15,8) m2.

Pelampung disusun dari styrofoam yang dibagi dua sama lebar (bisa juga dari drum atau tong plastik). Idealnya untuk satu unit KJA memerlukan 37 buah pelampung dengan jarak antara pelampung satu dengan yang lain 1,7 m. Agar posisinya konstan, tiap pelampung diikat dengan 2 karet timba yang mengait pada rangka.

Setelah kerangka dan pelampung selesai terakit, maka bambu gombong yang digunakan sebagai pijakan badan kolam pun segera dipasang. Pemasangan dilakukan di dalam air. Panjangnya disesuaikan dengan panjang rangka. Agar posisi konstan maka antar gombong ditahan dengan kaso yang dipaku pada badan gombong, dan untuk menguatkan posisi badan kolam dengan gombnong maka setiap celah antar pelampung diikat dengan karet ban.

Pembuatan geladak dilakukan setelah kaso dipasang pada kerangka. Peletakannya disesuaikan pada lobang paku yang telah dibuat. Setelah terpasang, bambu dipotong disesuaikan panjang kerangka pada geladak dan selanjutnya dipakukan pada kaso. Umumnya geladak terdiri dari 6 sampai 10 batang bambu.

Setelah proses intaslasi kolam selesai dilakukan pemasangan jangkar. Jangkar yang digunakan terbuat dari batu kali yang di bungkus karung diikat dengan tali plastik Æ 20 mm. Satu jangkar memerlukan batu kali sebanyak 200 – 240 Kg. Secara teknis untuk menjaga mobilitas kolam, penempatan batu jangkar berjarak 50 m dari posisi unit KJA. Dengan kata lain, panjang tali ideal yang dibutuhkan untuk tiap jankar adalah 50 m + kedalaman air.

Satu unit ukuran kerangka luar adalah 15,8 X 15,8 m2 terdiri 4 kolam masing – masing berukuran 7X7 m2. Jaring dipasang dengan mengikatkan tali dari tiap ujung jaring dengan pengait yang pada tiap sudut bagian dalam kolam. Untuk mendapatkan bentuk bujur sangkar dengan volume penuh, maka pada tiap ujung dan tengah jaring dipasang pemberat (@ 3 kg). Dengan demikian maka tiap jaring menggunakan 8 buah pemberat.

Jaring kolor dipasang di luar rangka dengan mengikatkan tali pada tiap ujung jaring dengan sudut terluar rangka. Sebagai jaring lapis kedua, fungsi jaring kolor (yang selanjutnya disebut kolor) adalah mewadahi keempat jaring yang ada di dalamnya. Agar bentuknya konstan, kolor perlu diberi 16 pemberat (@ 5 kg) dengan rincian : 12 buah pemberat dipasang diantara sisi luar rangka kolor dan 4 buah sisanya pada tiap sisi dalam pembatas antar kolam.

Ukuran mata jaring disesuaikan dengan ukuran benih yang ditebar dan ukuran panen. Mata jaring 0,75 “ digunakan untuk pendederan benih ukuran 5 s.d. 10 gram. Sedangkan mata jaring 1,0” dugunakan untuk pembesaran ikan ukuran 10 gram s.d. panen (300 gram). Untuk jaring kolor yang digunakan berukuran 15,8X15,8X6 m3 menggunakan jaring dengan ukuran mata jaring 1,25”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar