Selasa, 26 Oktober 2010

Gynogenesis Mitosis


Gynogenesis mitosis yaitu teur normal yang dibuahi (fertilisasi) dengan spermmatozoa irradiasi, sehingga jumlah kromosom dalam telur tetap 2n (diploid) dan dibiarkan terjadinya peloncatan polar body II. Setelah terjadi peloncatan polar body II baru dilakukan kejutan (shocking) pada telur hasil daro gynogenesis mitosis adalah ikan ”Diploid Gynogegetic Mitotic Homozygote” (Rustidja, 2002).
Gynogensis adalah suatu gynogenesis diploid yang diperoleh dari perpindaha pembuahan sel pertama pada sebuah sel telur yang di aktifkan oleh sebuah setrizoon (Beaumont and Hoare, 2003).
Keunggulan Teknik Gynogenesis Mitosis ini adalah jauh lebih efisien bila dibandingkan dengan program seleksi (metode culling) dalam menghasilkan individu-individu yang homozygot dan dapat memproduksi populasi yang breed-true sangat lama di peroleh, sedangkan untuk gynogenesis hanya dieperlukan 2-3 generasi saja (Rustidja, 2002).
Nilai yang lebih penting dari gynogenesis adalah menghasilkan inbred yang kuat, dan berpotensial untuk menyediakandasar (menjadi dasar) bagi inbred lines hanya pada satu generasi. Jika memungkinkan pada metode fynogenesis mitosis setelah mencapai kedewasaan dan memproduksi telur,dari telur ini dapat di beri perlakuan untuk memproduksi gunogenesis mitosis, lalu keturunannya akan memiliki sifat genetik yang yang identik satu sama lain (Beaumont and Hoare, 2003).
Kelemahan dari teknik ini adalah walaupun sudah sering dilaksanakan, tetapi metode gynogenesis ini memiliki beberapa kelemahan yang mana hal ini juga tergantung pada spisies ikan yang digunakan (Rustidja, 2002) antara lain :
  • Viabilitas (viability) rendah, tapi Stanley (1976) dalam Purdom (1983) mengatakan, bahwa gynogenesis grass carp (Ctenophraryngodon idella) mempunyai viabilitas yang tinggi.
  • Survival rendah pada carp, cyprynidis lain dan loaches, plaice dan rainbow trout (Salmo gairnen) (Goovinskala 1968 dalam Purdom 1983).
  • Terdapatnya individu dengan morfologi aberant dan rendahnya vitality (Komen, 1990 dalam Rustidja, 1995)
  • Morfologi yang peclarities (intersex, body deformation) lebih jarang tejadi pada ikan Heterozygot Gynogenesis dibandingkan dengan Homozygot Gynogenesis (Komen, 1990 dalam Rustidja, 1995).
Karunasagar, et.al. (1999), juga menjelaskan bahwa individu hasil Gynogenesis mitosis memiliki tingkat kematian yang tinggi.